Pengertian Kecerdasan Emosional
Sebelum menginjak pada
definisi atau pengertian kecerdasan emosional terlebih dahulu peneliti akan
menjelaskan tentang kecerdasan.
Kecerdasan dalam
bahasa Inggris disebut Intelegency sedangkan dalam bahasa Arab
disebut al-Dzaki menurut bahasa pemahaman
atau kecakapan dan kesempurnaan sesuatu.[1]
Sedangkan para tokoh
barat seperti David Weschler memberikan rumusan tentang kecerdasan sebagai
suatu kapasitas umum dari individu untuk bertindak, berfikir rasional, dan
berinteraksi dengan lingkungan secara efektif. Gardner mendefinisikan tentang
kecerdasan sebagai berikut:
a) Kecerdasan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya.
b) Kecerdasan untuk mengembangkan masalah baru untuk dipecahkan.
c) Kecakapan untuk membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang bermanfaat
di dalam kehidupannya.[2]
Kecerdasan dapat
dipahami dengan kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu. Sering kecerdasan
pada anak, diukur dengan angka, sebagai contoh:
saat anak mendapatkan hasil rapor dengan
nilai rata-rata 8, maka si anak dianggap sudah memenuhi syarat untuk
mendapatkan julukan si anak cerdas.
Kecerdasan tidak hanya
meliputi angka yang diperoleh dalam rapor saja. Kecerdasan secara garis besar
dibagi menjadi tiga macam, yaitu kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional,
dan kecerdasan intelektual.
Kecerdasan spiritual dapat
dilihat dari ketaatan anak terhadap agamanya. Misalnya saja, ia tahu kapan
waktu beribadah dan tidak menunda waktu ibadah. Kecerdasan emosional mencangkup
pengendalian diri, semangat, dan ketekunan serta kemampuan memotivasi diri.
Sementara itu, yang dimaksud kecerdasan intelektual adalah kemampuan otak untuk
mengolah dan berpikir kognitif. Yaitu, kecerdasan yang terukur dengan
angka-angka sejak mulai belajar, duduk dibangku sekolah hingga tamat sekolah.
Horward Gardner, ahli
psikolog merumuskan 9 macam kecerdasan intelektual yang dimiliki manusia,
antara lain:
1) Kecerdasan Logika
Kecerdasan logika
hampir sama dengan IQ (Intelligence Quotient). Kemapuan yang dimiliki
berhubungan dengan angka-angka atau dengan hal-hal yang lebih rumit. Oleh sebab
itu, membutuhkan kecerdasan otak yang tinggi untuk menyelesaikannya.
Contoh:
Si anak menyukai pelajaran berhitung dan
progamer daripada pelajaran lainya. Saat disuruh menggambar, ia merasakan
kesulitan bahkan ia lebih memilih tidak melakukan sama sekali.
Cara merangsang
kecerdasan logika
a. Tempelkan poster-poster matematika, seperti perkalian, penjumlahan,
pengurangan, dan lain-lain.
b. Ajarkan kepandanya cara berhitung yang menyenangkan dan mudah dilakukan,
misalnya dengan jari.
c. Beri dia alat untuk menghitung seperti sempoa bila ia belum terlalu lancar
menghitung.
d. Belikan komik-komik matematika dan pelajaran lainya untuk mengatasi
kelemahannya pada pelajaran lain.
e. Stimulasi dengan progam komputer yang mengajarkan teknik membaca dengan
logis
f. Jika anda mempunyai waktu luang, ajak anak anda melakukan permainan yang
menggunakan logika untuk memenangkannya, misalanya catur,
teka-teki,tebak-tebakan, dan lain-lain.
2) Kecerdasan Verbal
Kecerdasan verbal berhubungan
dengan kecerdasan menulis dan berbicara. Ada sebagian anak merasa kesulitan
untuk berkomunikasi dengan temannya. Namun, banyak juga yang dengan mudah
lancar berkomunikasi dan mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya lewat
karya tulis atau melalui pembicaraan.
Anak yang mempunyai
segudang prestasi dalam bidang sains atau yang lainnya, belum tentu
mempunyai kecerdasan verbal. Anak seperti ini biasanya cenderung memilih
berdiam diri di rumah daripada bermain dengan teman-temannya.
Cara merangsang
kecerdasan verbal
a. Ajak anak Anda
jalan-jalan ke toko buku untuk menambah rasa ketertarikannya.
b. Ajarkan padadia bahasa lain atau Anda dapat
mengikutkannya untuk les bahasa.
c. Lengkapi peralatan yang ia butuhkan, misalnya alat
tulis, alat perekam, dan komputer.
d. Beri anak catatan khusus untuk mencatat semua yang ia
lakukan agar menjadi sebuah cerita.
e. Untuk melatih kemampuan bahasanya, gunakan bahasa yang
ia pelajari dalam bahasa sehari-sehari atau dua hari seminggu (berapa waktu
yang disepakati).
f. Mengajak anak bercakap-cakap, membacakan cerita
berulang-ulang, merangsang untuk berbicara, dan bercerita serta menyanyikan
lagu anak-anak.
3) Kecerdasan Spasial-Visual
Kecerdasan
spasial-visual adalah kecerdasan seseorang dalam menggerakkan tangan dan
mengekspresikan pikirannya dalam sebuah gambar dan tata ruang yang sesuai
dengan perasaannya.
Biasanya anak menyukai
pelajaran menggambar bahkan bercita-cita ingin menjadi pelukis, desainer,
arsitek, dan fotografer. Anak juga senang dengan kegiatan visual, misalnya
menonton film, slide, foto, dan lain-lain. Dalam belajar anak lebih mudah
memahami materi yang ada gambarnya daripada yang tidak.
a. Gunakan puzzle untuk
melatih otak kanannya atau teka-teki bergambar lainnya.
b. Lengkapi alat-alat yang diperlukan, seperti alat tulis
atau alat menggambar.
c. Berilah ia kebebasan untuk berekspresi, jangan batasi
hasil karyanya.
d. Jika Anda mempunyai waktu luang ajak dia untuk ikut
menata kamarnya.
e. Berilah dia perlengkapan tambahan seperti kamera dan
teropong.
f. Ajarkan padanya cara menggambar di alat lain, yaitu
komputer
4) Kecerdasan Musikal
Anak yang memiliki
kecerdasan musikal lebih mudah menghafalkan lirik-lirik lagu dan not lagu.
Meskipun misalnya lagu itu tidak terlalu terkenal atau tidak banyak orang
menyukainya. Cerdas musikal dapat dipengaruhi karena adanya faktor keturunan
atau terjadi secara ilmiah karena sang bunda sering melakukan terapi kecerdasan
janin dengan musik.
Contoh:
Dinda anak usia 5 tahun telah pandai
bermain piano. Meskipun orangtuanya tidak pernah mengajarkannya, Dinda dengan
sendirinya hafal not-not nada karena sering melihat ibunya bermain piano
sewaktu ia masih kecil.
Cara
merangsang kecerdasan musikal
a. Dalam menghafal pelajaran lain, buatlah lagu-lagu yang berkaitan untuk
mengatasi kelemahannya menghafal pelajaran lain.
b. Beri dia kaset atau CD lagu yang sesuai dengan umurnya.
c. Lengkapi dengan alat-alat pembelajaran untuk memaksimalkan bakat yang telah
dimilikinya agar tersalurkan dengan baik.
d. Buatlah jadwal bernyanyi bersama keluarga untuk melatih keberanian anak.
e. Ikut sertakan anak pada kelas musik untuk mengembangkan bakatnya.
f. Ajaklah anak mendengarkan musik, bernyanyi, dan mengikuti irama dengan
tepuk tangan.
Kecerdasan naturalis
berkaitan dengan seberapa besar anak mengenal alam. Apa yang akan dia lakukan
ketika berbaur dengan alam atau ilmu apa saja yang dapat diambil dari alam.
Anak yang memiliki kecerdasan naturalis lebih suka belajar di alam terbuka
daripada ruang tertutup.
la akan lebih mudah
memahami pelajaran yang diambil dari alam daripada pelajaran-pelajaran yang
membutuhkan kerja otak yang tinggi.
Cara merangsang
kecerdasan naturalis
a. Lakukan petulangan seperti outbound saat Anda mempunyai waktu
libur.
b. Ajak ia belajar di alam terbuka agar pelajaran lainnya tidak ketinggalan.
c. Gunakan benda-benda alam untuk melatih kemampuannya berhitung.
d. Sediakan CD atau DVD yang mengupas semua tentang isi alam.
e. Lengkapi perlengkapan seperti alat memancing,
alat-alat camping, dan lain-lain.
f. Jika Anda memiliki sebidang tanah kosong di halaman rumah, ubahlah menjadi
kebun mungil atau taman mini untuk inspirasi anak Anda.
6) Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan
intrapersonal sering juga disebut dengan kecerdasan diri, Kecerdasan
intrapersonal adalah kepekaan terhadap ekspresi wajah, suara, gerak-isyarat
serta kemampuan membedakan aneka tanda interpersonal dan menanggapinya secara
efektif.
namun ada yang berpendapat
bahwa cerdas diri berarti dapat memutuskan apa yang dapat dikembangkan dari
dalam dirinya, mana yang berpotensi dan mana yang tidak.
Anak yang mempunyai cerdas diri mampu
mengenali dirinya dengan baik. Rasa percaya diri dalam dirinya juga sangat
kuat. Oleh sebab itu, dia mampu mengembangkan bakatnya dengan mudah.
Contoh:
Ida gadis berusia 7 tahun, ia mampu
mengeluarkan pendapatnya tentang masalah-masalah yang ia lihat di lingkungan
sekitarnya. Saat ia berjalan bersama mamanya dan melihat sampah-sampah
bertumpukan, dengan pedas ia mengkritik, “.Orang-orang yang tinggal di
lingkungan ini sangatjorok.” Mama Ida hanya tersenyum dan
memberikan nasihat yang baik,
“Jika Ida melihat sampah-sampah berserakan, yang harus Ida lakukan adalah
mengumpulkan sampah itu dan membuangnya pada tempatnya.”
Keesokan harinya, Ida mengajak
teman-temannya untuk melakukan kerja bakti di tempat yang Ida lihat banyak
sampah berserakan. Kegiatan yang dilakukan Ida membuat warga sadar dan
berbondong-bondong membantu Ida.
dari pengalaman Ida di atas dapat kita
simpulkan, meski tergolong masih anak-anak, kemampuan dia untuk
berpolitisi sangat baik, la berhasil mengajak teman-temannya dan
warga untuk melakukan kegiatan yang ia usulkan.
a. Sediakan buku-buku yang menarik minatnya untuk dibaca.
b. Biarkan dia berprestasi dengan caranya sendiri, tanpa melepaskan peran Anda
sebagai pengawas dan penasihat bagi anak Anda.
c. Planing-kan masa depan untuk mengatasi kelemahannya terhadap pelajaran lainnya.
d. Doronglah anak agar berani tampil berlomba di ajang tujuh belasan misalnya,
atau hal lain seperti bernyanyi atau menari di depan orang lain.
7) Kecerdasan Sosial
Kecerdasan sosial
adalah kecerdasan untuk memahami orang lain dan pandai membawa diri saat berada
dalam lingkungan sosial. Beberapa anak mungkin sulit mempunyai kecerdasan
sosial. Hal ini dikarenakan setiap anak mempunyai kepribadian yang berbeda, ada
yang pendiam, ada yang suka berbicara bahkan ada pula anak yang cenderung
pemalu.
Biasanya anak yang
memiliki kecerdasan sosial lebih banyak memiliki teman, ia juga pintar memahami
masalah yang terjadi dalam lingkungan sosialnya.
Contoh:
Via, Amel, dan
Winda adalah tiga sahabat yang hampir setiap saat selalu bersama. Mereka
bersahabat mulai dari pertama masuk SD. Sekarang mereka duduk dibangku kelas 3. Selang
waktu 3 tahun telah membuat hubungan mereka semakin dekat
dan dapat memahami satu sama lain. Saat salah satu di antara mereka mendapatkan
masalah, Amellah yang menjadi tempat curahan hati teman-temannya. Dan dengan
jawaban yang jujur la selalu memberikan solusi untuk teman-temannya. Tidak
hanya dengan teman-temannya,
saat berada di rumah, Amel selalu
mengerti jika orangtuanya sedang ada dalam masalah. Jadi, dia memilih menunda
meminta sesuatu hingga ia tahu bahwa masalah yang menimpa orangtuanya telah
terselesaikan.
a. Ajak anak Anda mengikuti kegiatan-kegiatan yang
diadakan di sekolah atau lingkungan tempat tinggal, misalnya kegiatan kerja
bakti, bakti sosial, dan lain-lain.
b. Berilah dia film anak-anak yang menyimpan makna
kebaikan di balik cerita yang panjang dan seru.
c. Doronglah anak agar selalu punya waktu untuk bermain
dengan anak lain yang sebaya, lebih tua, ataupun lebih muda. Saling berbagi
kue, meminjamkan sesuatu dan bekerja sama membuat sesuatu. Saat dia kalah dalam
sebuah permainan misalnya, dia akan belajar bagaimana berlapang dada menghadapi
kekalahan dan bagaimana bersikap pada teman yang menang.
8) Kecerdasan Eksistensial
Howard Gardner (Bapak
Kecerdasan Ganda) merumuskan kecerdasan ini sebagai kecerdasan yang menaruh
perhatian besar pada masalah hidup yang paling utama dan hakiki, seperti
hal-hal yang berbau filosofis. Para filsuf dan orang-orang seperti teolog,
kiai, pastur, pendeta, biksu, yogi dikategorikan sebagai orang-orang yang
sangat menonjol dalam kecerdasan eksistensialnya.
Namun, contoh paling
umum dari orang-orang yang memiliki kecerdasan eksistensial yang tinggi adalah
mereka yang sering di malam hari duduk di balkon atau serambi rumah dan
memandang bintang di langit sembari bertanya di dalam hati, “Kira-kira berapa luasnya jagat raya ini.”Contoh lain saat Anda mengagumi bayi
yang masih ada dalam perut istri Anda. Sementara bayangannya tercermin dari
layar USG, di dalam hati Anda berkata, “Bagaimana perjalanan hidup anakku, sampai ia sudah sebesar ini?“.
Beberapa tokoh dunia
yang memiliki kecerdasan eksistensial yang tinggi, misalnya Vasily Kandinsky,
seorang seniman dengan bukunyaConcerning The Spiritual in Art yang mencoba
menjelaskan kekuatan pikiran dalam menjelajahi alam mistis dan kosmis. Kemudian
jangan lupakan, ahli fisika J. Robert Oppenheimer ketika ia menyaksikan
peledakan pertama bom atom, la pun teringat sepenggal bait dari kitabBhagavad
Gita mengenai kehancuran alam raya. Sedemikian mengganggunya
“kebijakan” Bhagavad Gita memasuki pikiran Oppenheimer menyebabkan ia
kelak dicopot dari segala macam jabatan dan akses yang dianggap dapat
mengganggu keamanan negaranya.
Jarang sekali ada anak
yang memiliki kecerdasan eksistensial. Cara pengembangannya pun tidak seperti
kecerdasan-kecerdasan lainnya. Dengan adanya pengalaman dan peristiwa-peristiwa
yang dilalui, maka kecerdasan eksistensial juga akan berkembang.
9) Kecerdasan Kinestik
Kecerdasan kinestik
meliputi kemampuan fisik, seperti kecepatan؛kelenturan, kekuatan, dan
lain-lain. Anak yang memiliki kecerdasan kinestik lebih sering berprestasi
dalam bidang olahraga dan seni tari. Hal ini dikarenakan kedua cabang itu
membutuhkan kelenturan dan kekuatan.
Meskipun banyak
prestasi diraih dalam kedua cabang itu, dalam cabang lain belum tentu si anak
mampu mengikutinya. Bahkan, tak jarang anak mengalami kesulitan.
Contoh:
Adi suka sekali dengan sepak bola,
hampir setiap hari dia bermain sepak bola dengan teman-temannya. Tidak
dipungkiri kemampuan Adi memang sangat bagus, meskipun ia baru duduk di bangku
kelas 5, kemampuannya dapat dibandingkan dengan anak SMA.
Namun, saat pelajaran
lain Adi tidak dapat berkonsentrasi. Hal itu menyebabkan nilainya kurang. Sepak
bola yang menjadi kegemaran dan keahliannya telah membuyarkan pikirannya.
Dari cerita di atas,
perlu diwaspadai agar anak tidak hanya cerdas dalam satu hal. Anak perlu
memiliki kecerdasan dalam beberapa bidang. Jika nilai olahraga baik, tetapi
nilai akademik kurang, bisa jadi anak tidak dapat naik kelas.
a. Berikan anak Anda kesempatan untuk memilih bidang yang ia sukai.
b. Ikutkan anak Anda kelas-kelas pelajaran lain untuk mengatasi kelemahannya
di bidang lain.
c. Lakukan outbond untuk
melatih kecepatan, kelenturan, dan kecerdasan dalam memecahkan masalah.
d. Ajaklah anak berdiri satu kaki seperti burung bangau atau berjongkok
seperti kodok. Kegiatan seperti membungkuk, berjalan di atas satu garis,
berlari, melompat, melempar, latihan, senam, dan berbagai permainan olahraga
lainnya akan membantu kelenturan tubuhnya.
Demikianlah berbagai
kecerdasan yang dimiliki manusia telah dibahas secara teoretis. Kecerdasan
terkadang menjadi potensi pembeda antara manusia satu dengan manusia lainnya.
Tentunya, akan sangat
baik bila masing-masing keunikan (kecerdasan) tersebut dikenali secara dini.[3]
Dari apa yang sudah dipaparkan di
atas maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan adalah suatu potensi yang dimilki
oleh seseorang sebagai bekal dalam kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar