MAKALAH
MANAJEMEN
PERUBAHAN
( Perubahan
Terencana )
OLEH
:
KELOMPOK
I
MUH.
ARATADI
ERNINGSI
NURZAM
IKRAWATI
RAHAYU
MIRNAWATI
WAHYUNI
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS
LAKIDENDE
UNAAHA
2019
BAB
I
PENDAHULUAN
Perubahan organisasi adalah kegiatan episodic, artinya
perubahan dimulai pada satu titik, berlanjut melalui serangkaian tahap, dan
mencapai puncak dalam hasil yang diharapkan oleh mereka yang terlibat berupa
perbaikan dari titik awal. Perubahan memiliki permulaan, pertengahan dan akhir.
Perubahan organisasi atau pembaharuan organisasi
(organizational change) didefinisikan sebagai pengadopsian ide-ide atau
perilaku baru oleh sebuah organisasi. Organiasasi dirancang untuk beradaptasi
dengan peruabahan lingkungan melalui pembaharuan dan pengembangan internal.
Perubahan organisasi dicirikan dengan berbagai usaha penyesuaian-penyesuaian
disain organisasi di waktu mendatang. Pengelolaan perubahan secara efektif
tidak hanya diperlukan bagi kelangsungan hidup organisasi, tetapi juga sebagai
tantangan pengembangan. Dalam pengertian lain perubahan organisasi merupakan
proses penyesuaian desain organisasi terhadap kondisi lingkungan yang dihadapi.
Perubahan dapat bersifat reaktif dan proaktif. Perubahan reaktif adalah
perubahan yang dilakukan sebagai reaksi terhadap tanda-tanda bahwa perubahan
diperlukan melalui pelaksanaan modifikasi sedikit-demi sedikit untuk menangani
masalah tertentu yang timbul.
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam suatu organisasi ada
yang dilakukan dengan sengaja da nada juga yang tidak sengaja atau dengan kata
lain perubahan terencana dan tidak terencana.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN PERUBAHAN TERENCANA
Perubahan adalah “ Peralihan “, Terencana adalah diambil dari
kata “ Renacana “ yang berarti
pengalihan, konsep atau rancangan yang akan diambil kedepannya.
Perubahan terencana adalah peralihan atau Transformasi
rancangan-rancangan, pengalihan atau konsep yang akan diambil kedepannya, jika
dikaitkan dengan perubahan organisasi, maka perubahan-perubahan yang dilaukan
oleh suatu organisasi yang telah direncakan berupa peralihan
rancangan-rancangan kerja yang akan dilakukan oleh suatu organisai kedepannya
melalui tahapan-tahapan atau proses yang telah direncanakan sebelumnya inilah
yang dimaksud dengan perubahan yang direncanakan.
B.
FASE-FASE PERUBAHAN TERENCANA
Untuk
memahami Perubahan Terencana, tidaklah cukup dengan memahami proses yang
mendorong perubahan, namun ada apresiasi tahap yang dilalui organisasi untuk
pindah dari keadaan yang tidak memuaskan ke masa depan yang diinginkan.
Bullock dan Batten menggambarkan Perubahan Terencana menjadi dua dimensi:
Bullock dan Batten menggambarkan Perubahan Terencana menjadi dua dimensi:
1.
Tahap
– tahap perubahan
Tingkatan
keadaan yang dilalui organisasi ketika menerapkan Perubahan Terencana
2.
Proses
– proses perubahan
Metode yang
dipergunakan untuk menggerakkan organisasi dari keadaan satu ke lainnya.
·
Fase
Eksplorasi yaitu Organisasi meninmbang dan memutuskan membuat perubahan
Spesifik dalam operasinya dan mengalokasikan sumber – sumber daya untuk
merencanakan perubahan dalam membantu pemecahan perubahan. Tumbuhnya kesadaran
dan perlunya perubahan guna membantu perencanaan serta penerapan perubahan.
·
Fase
Perencanaan yaitu Proses perubahan yang terkait adalah mengumpulkan informasi
agar dapat ditetapkan diagnosa masalah secara tepat, tujuan perubahan dan
tindakan yang diperlukan guna mencapai tujuan
·
Fase
Tindakan yaitu tahap ini organisasi mengimplementasikan perubahan hasil
perencanaan. Proses perubahan dirancang untuk menggerakkan organisasi dari
keadaan sekarang menuju ke masa depan
·
Fase
Integrasi yaitu tahapan ini segera dimulai begitu perubahan telah sukses
diimplementasikan. Proses perubahan meliputi konsolidasi dan stabilisasi
perubahan guna menguatkan perilaku baru melalui umpan balik dan sistem imbalan
serta mengatur para manajer dan karyawan secara terus – menerus memonitor
perubahan dan upaya – upaya perbaikan.
Perubahan Sifat Pengembangan Organisasi
Pengembangan Organisasi merupakan proses menerapkan pengetahuan,
praktek – praktek ilmu perilaku untuk membantu organisasi dalam meraih
efektifitas yang lebih tinggi
Perkembangan khusus dalam perluasan perspektif :
Perkembangan khusus dalam perluasan perspektif :
·
Munculnya
gerakan Desain Pekerjaan terutama munculnya Teori Sistem Sosio – Tehnik yang
makin menyadari bahwa tidak bisa lagi berkonsentrasi kelompok atau individu
namun menimbang-nimbang sistem lain.
·
Perspektif
berskala organisasi telah mendorong praktisi PO memperluas perspektif mereka
dengan mengembangkan budaya organisasi dan meminati konsep pembelajaran
organisasi. Alhasil, pergeseran minat dari pembelajaran kelompok kepada
pembelajaran organisasi hanyalah perluasan alami belaka.
·
Makin
meningkatnya penggunaan pendekatan berskala organisasi terhadap perubahan yang
dibarengi dengan intensitas pergolakan dalam lingkungan operasi organisasi,
mendorong praktisi PO mentransformasikan organisasi secara keseluruhan dan
tidak sekedar perubahan pada bagian pokoknya saja.
Dinamika Kelompok dan Perubahan Terncana akan menciptakan dilema bagi para pendukung PO. Pengembangan organisasi semakain terfokus pada masalah makro, maka semakin kurang kemampuan pengembangan organisasi merangkul semua individu yang terkait program perubahannya dan semakin kurang mampu pengembangan organisasi mempromosikan nilai dasar demokratisnya.
Dinamika Kelompok dan Perubahan Terncana akan menciptakan dilema bagi para pendukung PO. Pengembangan organisasi semakain terfokus pada masalah makro, maka semakin kurang kemampuan pengembangan organisasi merangkul semua individu yang terkait program perubahannya dan semakin kurang mampu pengembangan organisasi mempromosikan nilai dasar demokratisnya.
C.
CARA MEMBUAT PERANCANGAN STRAGIS DALAM ORGANIASI
Suatu
organisasi dapat bergerak dengan baik apabila memiliki pedoman dengan
perencanaan yang matang. Perencanaan ini dilakukan melalui penilaian, evaluasi,
dan pengambilan keputusan yang menghasilkan pedoman kerja bagi organisasi untuk
kurun waktu 3 sampai 5 tahun ke depan yang dikenal dengan nama perencanaan
strategis. Dasar dari perencanaan strategis adalah kemampuan organisasi dalam
mengelola dan mengidentifikasi kelemahan secara internal untuk melakukan
perubahan perencanaan dan manajemen secara cepat dan tepat. Hal ini merupakan
upaya agar organisasi tetap berjalan strategis dan relevan.
Di
Indonesia, berbagai organisasi telah menerapkan perencanaan strategis dalam
pengelolaan mereka. Namun tidak sedikit juga yang masih beranggapan bahwa
perencanaan strategis termasuk dalam perencanaan jangka panjang (konvensional)
sehingga perencanaan strategis tidak dilakukan. Penggunaan perencanaan
strategis dinilai mampu menetapkan isu dalam permasalahan program, menyadarkan
dan mengingatkan kembali seluruh pelaksana program ataupun pemangku kepentingan
organisasi terhadap visi dan misi organisasi. Serta berkontribusi terhadap
meningkatnya partisipasi keseluruhan pelaku organisasi dalam proses pengambilan
keputusan di organisasi tersebut.
Berikut merupakan langkah-langkah pembuatan
rencana strategis dalam suatu organisasi, yaitu :
1.
PEMBAHASAN ORGANISASI
Rencana strategis dimulai dengan pembahasan
organisasi melalui fasilitator diskusi dengan melibatkan pemangku kepentingan.
Pembuatan struktur organisai dengan mencantumkan nama staf beserta
perananannya dalam bidang dan tanggungjawabnya.
2.
IDENTIFIKASI MASALAH ORGANISASI
Melakukan identifikasi kelebihan dan kelemahan
organisasi dengan mengelompokkan berbagai permasalahan dalam beberapa kategori
misalnya masalah intenal, eksternal dan zona abu-abu /greyzone.
3.
ANALISIS SEBAB AKIBAT DALAM ORGANISASI
Analisis sebab akibat dilakukan dengan menyusun
masalah dalam skala prioritas dengan menuliskan rencana jangka pendek yang
relevan sebagai penyelesainnya. Kemudian dilanjutkan dengan mengkaji ulang
setiap permasalahan yang timbul dengan menyertakan perencanaan tambahan.
4.
PENYUSUNAN MATRIKS PERENCANAAN PROGRAM (MPP)
Secara definisi, Man Power Planning
adalah suatu proses dan Rencana yang berkaitan dengan bagaimana organisasi
mengukur ketersediaan dan kebutuhan akan sumber daya manusia pada masa yang
akan dating.
Membuat penyusunan MPP mengenai pembenahan
manajemen, beserta pengembangan sarana pendukung untuk memberikan gambaran
kondisi organisasi dan disajikan dalam bentuk tabel.
5.
PENYUSUNAN RENCANA KERJA
Mengkategorikan
penyusunan rencana kerja yang mengacu pada isu-isu strategis dan dengan
kesepakatan pendapat yang relevan dengan visi dan misi organisasi.
6.
MONITORING DAN EVALUASI
Mengetahui
tingkat kemajuan atau kegagalan dari program. Penyusunan ini diharapkan dapat
memberikan gambaran kepada seluruh pelaksana program dan pemangku kepentingan
di organisasi sehingga keberhasilan perencanaan strategis menjadi lebih besar.
Selanjutnya untuk memonitor dan mengevaluasi hasil kerja, perlu dilakukan
pertemuan rutin untuk membahas berbagai permasalahan di lapangan dan memberikan
alternatif untuk mencapai tujuan organisasi.
D.
MENGATASI HAMBATAN DALAM MERENCANAKAN PERUBAHAN
1. Pemahaman Maksud Tujuan dan Rencana
Salah satu cara
terbaik untuk memperlancar penetapan tujuan dan proses perencanaan adalah
maksud dasarnya. Manajer seharusnya juga mengetahui bahwa terdapat keterbatasan
pada efektivitas penetapan tujuan dan pembuatan rencana. Penetapan tujuan dan
perencanaan yang efektif tidak selalu memastikan keberhasilan, serta
penyesuaian dan pengecualian diharapkan dari waktu ke waktu.
2. Komunikasi dan Partisipasi
Meskipun
mungkin dibuat pada tingkat tinggi, tujuan dan rencana tersebut harus
dikomunikasikan kepada pihak yang lain di dalam organisasi. Setiap orang yang
terlibat dalam proses perencanaan seharusnya mengetahui landasan yang mendasari
strategi fungsional, dan bagaimana strategi-strategi tersebut diintegrasi serta
dikoordinasikan. Orang-orang yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan,
dalam mengimplementasikan rencana harus didengar pendapatnya dalam
mengembangkan strategi tersebut. Setiap orang hampir selalu memiliki informasi
yang berharga untuk disumbangkan. Bahkan ketika suatu organisasi agar bersifat
sentralistis atau menggunakan staf perencanaan, manajer dari berbagai tingkat
dalam organisasi seharusnya dilibatkan dalam proses perencanaan.
3. Konsistensi /revsi /dan pembaruan
Tujuan seharusnya konsisten, baik secara horizontal maupun secara
vertikal. Konsistensi horizotal berarti tujuan seharusnya konsisten
diseluruh organisasi atau dari satu departemen ke departemen lainnya.
Konsistensi vertikal berarti tujuan seharusnya
konsisten dari atas hingga ke bawah organisasi
(tujuan stategis, taktis, dan operasional harus selaras). Karena penetapan
tujuan dan perencanaan merupakan proses yang dinamis, keduanya harus direvisi
dan diperbarui secara berkala.
4.
Sistem
Penghargaan yang Efektif
Secara umum, orang seharusnya diberi penghargaan baik karena
menetapkan tujuan dan rencana yang efektif, maupun karena berhasil mencapai
target yang dicanangkan. Karena kegagalan terkadang berasal dari faktor-faktor
di luar pengendalian manajemen. Orang seharusnya memastikan bahwa kegagalan
dalam mencapai tujuan tidak akan selalu memiliki konsekuensi hukuman.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Perubahan terencana
adalah peralihan atau Transformasi rancangan-rancangan, pengalihan atau konsep
yang akan diambil kedepannya, jika dikaitkan dengan perubahan organisasi, maka
perubahan-perubahan yang dilaukan oleh suatu organisasi yang telah direncakan
berupa peralihan rancangan-rancangan kerja yang akan dilakukan oleh suatu
organisai kedepannya melalui tahapan-tahapan atau proses yang telah
direncanakan sebelumnya inilah yang dimaksud dengan perubahan yang
direncanakan.
Perubahan terencana adalah peralihan atau Transformasi
rancangan-rancangan, pengalihan atau konsep yang akan diambil kedepannya, jika
dikaitkan dengan perubahan organisasi, maka perubahan-perubahan yang dilaukan
oleh suatu organisasi yang telah direncakan berupa peralihan
rancangan-rancangan kerja yang akan dilakukan oleh suatu organisai kedepannya
melalui tahapan-tahapan atau proses yang telah direncanakan sebelumnya inilah
yang dimaksud dengan perubahan yang direncanakan.
Fase-fase perubahan terencana yaitu, fase eksplorasi,
perencanaan, tindakan dan integrasi. Adapun langkah-langah dalam melakukan
perencanaan perubahan yaitu, pembahasan organisasi, identifikasi masalah,
analisi sebab akibat organiasi, pembuatan matrix perencanaan program MPP,
penyusunan rencana kerja, monitoring dan evaluasi. Adapun caara mengatasi
hambatan dalam organisasi yaitu, Pemahaman
Maksud Tujuan dan Rencana, Komunikasi dan Partisipasi, Konsistensi /revsi /dan
pembaruan, dan system penghargaan yang efektif.
B.
SARAN
Dalam melakukan
perubahan dalam suatu organisasi buatlah perencanaan perubahan terlebih dahulu
agar perubahan atau transformasi yang dilakukan dapat berjalan sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan suatu organiasasi.